kasbah mod

Ranjau Laut Iran di Selat Hormuz: Pemicu Berakhirnya Perang 12 Hari?

 

 

 

Strategi Iran yang Mengubah Dinamika Konflik

 

Selama perang 12 hari antara Iran dan Israel yang dimulai pada 13 Juni 2025, intelijen Amerika Serikat mendeteksi bahwa militer Iran memuat ranjau laut ke kapal-kapal di Teluk Persia. Langkah ini memicu kekhawatiran bahwa Teheran bersiap untuk memblokade Selat Hormuz, jalur pelayaran vital yang dilalui sekitar 20% ekspor minyak dan gas dunia. Meski ranjau belum dikerahkan secara resmi, tindakan tersebut dianggap sebagai sinyal serius bahwa Iran siap meningkatkan eskalasi konflik.

 

 

 

Dampak Global dan Respons Internasional

 

Ancaman penutupan Selat Hormuz langsung mengguncang pasar energi global. Meski harga minyak acuan sempat turun lebih dari 10% setelah serangan AS ke fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni, potensi gangguan perdagangan tetap menjadi perhatian utama. Parlemen Iran bahkan sempat menyetujui langkah untuk memblokade selat tersebut, meski keputusan akhir masih berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

 

 

 

Akhir Konflik dan Spekulasi Strategis

 

Meskipun belum ada konfirmasi resmi bahwa ranjau benar-benar dikerahkan, banyak analis menilai bahwa ancaman Iran terhadap Selat Hormuz menjadi faktor penentu dalam meredanya konflik. AS dan Israel, yang khawatir akan dampak ekonomi dan geopolitik dari penutupan selat, tampaknya memilih untuk menahan eskalasi lebih lanjut. Dengan begitu, aksi Iran ini bisa dilihat sebagai manuver strategis yang berhasil mengakhiri perang tanpa perlu pertempuran tambahan.